Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara jeblok pada perdagangan perdana 2024. Pelemahan ini terjadi seiring dengan kebijakan China yang kembali menerapkan tarif impor serta tingginya pasokan batu bara India.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 126,15 per ton atau melemah 7,89% atau hampir 8% pada perdagangan Selasa (2/1/2024). Koreksi ini menjadikan harga batu bara memulai perdagangan tahun ini dengan kejatuhan harga.
Pelemahan ini memperpanjang tren negatif harga batu bara yang juga ambles pada tiga hari sebelumnya. Artinya, dalam empat hari terakhir, harga batu bara terus ambruk dengan pelemahan mencapai 9,9% atau hampir 10%.
Penurunan harga batu bara terjadi seiring dengan China yang telah menerapkan kembali tarif impor batu bara, berlaku mulai awal tahun ini. Keputusan ini dapat menimbulkan tantangan bagi eksportir Rusia yang sangat bergantung pada pasar terbesar di dunia untuk komoditas energi ini.
Sebelumnya, penghapusan tarif pada Mei 2022 ditujukan sebagai langkah untuk melindungi ancaman pasokan yang timbul dari ketegangan geopolitik, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang mengganggu pasar energi global.
Fokusnya kemudian adalah pada mitigasi potensi kekurangan energi dan dampaknya terhadap kenaikan harga. Namun, perubahan kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri pertambangan dalam negeri Tiongkok dari dampak kelebihan pasokan batu bara.
Sebaliknya, pesaing seperti Australia dan pemasok terkemuka Indonesia menikmati pembebasan bea masuk ini berkat adanya perjanjian perdagangan bebas dengan China.
Tarif yang diberlakukan kembali oleh Tiongkok untuk beberapa negara, meliputi Rusia, Mongolia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat, kini mencapai 6% untuk batubara listrik dan pemanas serta 3% untuk batubara kokas yang digunakan di pabrik baja.
Tentunya, semakin mahal biaya impor batu bara China akan membuat negara ini membatasi tingkat impornya. Alhasil, faktor ini diperkirakan yang turut menjadi penyebab kejatuhan harga signifikan.
Beralih ke India, pasokan batu bara India untuk pembangkit listrik telah melonjak sebesar 5% dibandingkan tahun lalu untuk periode April-Desember 2023, angka tersebut melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa pada periode yang sama, berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh pemasok batu bara milik negara, Coal India Ltd, pada 2 Januari.
Perolehan batu bara pada pembangkit listrik selama sembilan bulan pertama 2023 mencapai 454 juta ton, atau 5 persen lebih tinggi dibandingkan 433 juta ton pada periode setahun lalu. Kuantitas pasokan juga lebih tinggi dari jumlah yang dijanjikan sebesar 433 juta ton untuk periode tersebut, kata Coal India.
Tingginya pasokan terjadi seiring volume produksi meningkat tajam sebesar 53 juta ton dibandingkan 479 juta ton yang tercatat pada April-Desember 2023, katanya.
Produksi batu bara India pada tahun fiskal 2023/2024 per 25 Desember menembus 664,37 juta ton.
Pasokan batu bara India di pembangkit mencapai 91,05 juta ton per 25 Desember 2023, melonjak 21,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan produksi yang tinggi, pemerintah India pun optimis jika kebutuhan batu bara India bisa tercukupi sehingga impor bis dikurangi.
Harga batu bara juga jeblok sejalan dengan melandainya harga energi lain seperti minyak dan gas.Harga gas alam EropaEU Dutch TTF (EUR) ambruk 5,5% menjadi 30,57 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Sementara itu, harga minyak juga jatuh 1, 2% kemarin karena permintaan yang melandai.
“Ambruknya harga batu bara memang bukan kejutan besar. Harga memang volatile tapi ada di tren pelemahan karena harga gas juga melandai,” ujar salah satu pedagang kepada Montel News.
Permintaan akan energi tak kencang pada akhir tahun ini karena musim dingin yang diproyeksi lebih moderat dan “mild” dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat permintaan akan pemanas ruangan melandai sehingga harga energi jatuh.
Suhu di sejumlah kota di Eropa seperti Frankfurt, Jerman, dan Marseilles, Prancis, ada di lima derajat lebih panas dibandingkan periode sebelumnya.
Suhu di beberapa kota Skandinavia yang biasanya membeku di Januari juga diproyeksi masih lebih hangat. https://tehmasnisdingin.com/