
Jakarta, CNBC Indonesia – Sepanjang 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat sebesar 6,16% dan sempat mencetak rekor tertingginya pada perdagangan Kamis (29/12/2023) dengan menyentuh posisi 7.303,88.
Salah satu pendorong pergerakan positif IHSG adalah saham-saham yang baru mencatatkan Initial Publick Offering (IPO) pada tahun 2023. Sejak awal tahun 2023 hingga Desember 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak rekor sejarah IPO terbanyak dimana sudah ada 79 perusahaan melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO), dengan total perolehan dana mencapai Rp 54,14 triliun. Capaian IPO tersebut tercatat sebagai rekor tertinggi sepanjang masa, dari sebelumnya 66 IPO pada 1990.
Meski BEI mencetak rekor baru dalam hal jumlah IPO terbanyak sepanjang masa, namun kinerja mayoritas sahamnya justru berbanding terbalik. Dari 79 saham IPO 2023, hanya 28 saham yang mencatatkan kinerja positif, alias harga terakhirnya sudah berada di atas harga IPO atau jauh di atas harga IPO.
Saham milik Prajogo Pangestu yakni PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menjadi penyumbang tersebesar kenaikan IHSG pada saham IPO.
Sedangkan sisanya yakni 51 saham masih mencatatkan kinerja buruk dari harga IPO-nya hingga perdagangan akhir Desember 2023. Bahkan 25% dari total saham IPO pada tahun 2023 telah mendarat di Rp50 per lembar saham bahkan melewati Rp50 atau berada di bawah Rp50 per lembar saham.
Berikut 20 saham IPO yang ambles di Rp50 dan dibawah Rp50 per lembar saham, yang telah melantai di BEI pada tahun 2023.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri menargetkan sekitar 62 perusahaan dapat tercatat menjadi perusahaan publik lewat gelaran penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada tahun 2024. Selain itu otoritas juga menargetkan penambahan 2 juta investor baru tahun ini. https://cerahkanla.com/